Pages

Showing posts with label sunnah Nabi. Show all posts
Showing posts with label sunnah Nabi. Show all posts

Sunday, October 17, 2010

Keadaan Lapar Rasulullah SAW




Salam kepada pembaca semua.. Alhamdulillah aku baru lepas selesai makan malam.. dan Allah bagi kenyang.. Sebelum teruskan assignment yg nak hantar 2 hari lagi,Ntah macam mana, tiba2 terjumpa kisah Nabi Saw dari blog bro azharjaafar tentang keadaan Nabi Saw yg jarang kenyang..Seorang nabi yg mulia, hidup dlm kelaparan.bayangkanlahh.. Sebak jugak rasa bila membayangkan keadaan kehidupan Nabi Saw. Banyak kisah Nabi dan Para Sahabat beliau share di blog beliau. Kalau ada kelapangan, sila2 lah ke blog beliau.. Aku share'kan di sini keadaan lapar baginda Nabi Saw ketika hayat baginda.. Semoga ambil iktibar dan sampaikan InsyaAllah

Muslim dan Tarmidzi telah meriwayatkan dari An-Nu'man bin Basyir ra. dia berkata: Bukankah kamu sekarang mewah dari makan dan minum, apa saja yang kamu mau kamu mendapatkannya? Aku pernah melihat Nabi kamu Muhammad SAW hanya mendapat korma yang buruk saja untuk mengisi perutnya!

Dalam riwayat Muslim pula dari An-Nu'man bin Basyir ra. katanya, bahwa pada suatu ketika Umar ra. menyebut apa yang dinikmati manusia sekarang dari dunia! Maka dia berkata, aku pernah melihat Rasulullah SAW seharian menanggung lapar, karena tidak ada makanan, kemudian tidak ada yang didapatinya pula selain dari korma yang buruk saja untuk mengisi perutnya.

Suatu riwayat yang diberitakan oleh Abu Nu'aim, Khatib, Ibnu Asakir dan Ibnun-Najjar dari Abu Hurairah ra. dia berkata: Aku pernah datang kepada Rasulullah SAW ketika dia sedang bersembahyang duduk, maka aku pun bertanya kepadanya: Ya Rasulullah! Mengapa aku melihatmu bersembahyang duduk, apakah engkau sakit? jawab beliau: Aku lapar, wahai Abu Hurairah! Mendengar jawaban beliau itu, aku terus menangis sedih melihatkan keadaan beliau itu. Beliau merasa kasihan melihat aku menangis, lalu berkata: Wahai Abu Hurairah! jangan menangis, karena beratnya penghisaban nanti di hari kiamat tidak akan menimpa orang yang hidupnya lapar di dunia jika dia menjaga dirinya di kehidupan dunia. (Kanzul Ummal 4:41)

Ahmad meriwayatkan dari Aisyah ra. dia berkata: Sekali peristiwa keluarga Abu Bakar ra. (yakni ayahnya) mengirim (sop) kaki kambing kepada kami malam hari, lalu aku tidak makan, tetapi Nabi SAW memakannya - ataupun katanya, beliau yang tidak makan, tetapi Aisyah makan, lalu Aisyah ra. berkata kepada orang yang berbicara dengannya: Ini karena tidak punya lampu. Dalam riwayat Thabarani dengan tambahan ini: Lalu orang bertanya: Hai Ummul Mukminin! Apakah ketika itu ada lampu? Jawab Aisyah: Jika kami ada minyak ketika itu, tentu kami utamakan untuk dimakan.
(At-Targhib Wat-Tarhib 5:155; Kanzul Ummal 5:155)

Abu Ya'la memberitakan pula dari Abu Hurairah ra. katanya: Ada kalanya sampai berbulan-bulan berlalu, namun di rumah-rumah Rasulullah SAW tidak ada satu hari pun yang berlampu, dan dapurnya pun tidak berasap. Jika ada minyak dipakainya untuk dijadikan makanan. (At-Targhib Wat-Tarhib 5:154; Majma'uz Zawatid 10:325)

Bukhari dan Muslim meriwayatkan pula dari Urwah dari Aisyah ra. dia berkata: Demi Allah, hai anak saudaraku (Urwah anak Asma, saudara perempuan Aisyah), kami senantiasa memandang kepada anak bulan, bulan demi bulan, padahal di rumah-rumah Rasulullah SAW tidak pernah berasap. Berkata Urwah: Wahai bibiku, jadi apalah makanan kamu? Jawab Aisyah: Korma dan air sajalah, melainkan jika ada tetangga-tetangga Rasulullah SAW dari kaum Anshar yang membawakan buat kami makanan. Dan memanglah kadang-kadang mereka membawakan kami susu, maka kami minum susu itu sebagai makanan. (At-Targhib Wat-Tarhib 5:155)

Ibnu Jarir meriwayatkan dari Aisyah ra. katanya: sering kali kita duduk sampai empat puluh hari, sedang di rumah kami tidak pernah punya lampu atau dapur kami berasap. Maka orang yang mendengar bertanya: Jadi apa makanan kamu untuk hidup? Jawab Aisyah: Korma dan air saja, itu pun jika dapat. (Kanzul Ummal 4:38)

Tarmidzi memberitakan dari Masruq, katanya: Aku pernah datang menziarahi Aisyah ra. lalu dia minta dibawakan untukku makanan, kemudian dia mengeluh: Aku mengenangkan masa lamaku dahulu. Aku tidak pernah kenyang dan bila aku ingin menangis, aku menangis sepuas-puasnya! Tanya Masruq: Mengapa begitu, wahai Ummul Mukminin?! Aisyah menjawab: Aku teringat keadaan di mana Rasulullah SAW telah meninggalkan dunia ini! Demi Allah, tidak pernah beliau kenyang dari roti, atau daging dua kali sehari. (At-Targhib Wat-Tarhib 5:148)

Dalam riwayat Ibnu Jarir lagi tersebut: Tidak pernah Rasulullah SAW kenyang dari roti gandum tiga hari berturut-turut sejak beliau datang di Madinah sehingga beliau meninggal dunia. Di lain lain versi: Tidak pernah kenyang keluarga Rasulullah SAW dari roti syair dua hari berturut-turut sehingga beliau wafat. Dalam versi lain lagi: Rasulullah SAW telah meninggal dunia, dan beliau tidak pernah kenyang dari korma dan air.
(Kanzul Ummal 4:38)

Dalam riwayat lain yang dikeluarkan oleh Baihaqi telah berkata Aisyah ra.: Rasulullah SAW tidak pernah kenyang tiga hari berturut-turut, dan sebenarnya jika kita mau kita bisa kenyang, akan tetapi beliau selalu mengutamakan orang lain yang lapar dari dirinya sendiri. (At-Targhib Wat-Tarhib 5:149)

Ibnu Abid-Dunia memberitakan dari Al-Hasan ra. secara mursal, katanya: Rasulullah SAW selalu membantu orang dengan tangannya sendiri, beliau menampal bajunya pun dengan tangannya sendiri, dan tidak pernah makan siang dan malam secara teratur selama tiga hari berturut-turut, sehingga beliau kembali ke rahmatullah. Bukhari meriwayatkan dari Anas ra. katanya: Tidak pernah Rasulullah SAW makan di atas piring, tidak pernah memakan roti yang halus hingga beliau meninggal dunia. Dalam riwayat lain: Tidak pernah melihat daging yang sedang dipanggang (maksudnya tidak pernah puas makan daging panggang). (At-Targhib Wat-Tarhib 5:153)

Tarmidzi memberitakan dari Ibnu Abbas ra. katanya: Rasulullah SAW sering tidur malam demi malam sedang keluarganya berbalik-balik di atas tempat tidur karena kelaparan, karena tidak makan malam. Dan makanan mereka biasanya dari roti syair yang kasar. Bukhari pula meriwayatkan dari Abu Hurairah ra. katanya: Pernah Rasulullah SAW mendatangi suatu kaum yang sedang makan daging bakar, mereka mengajak beliau makan sama, tetapi beliau menolak dan tidak makan. Dan Abu Hurairah ra. berkata: Rasulullah SAW meninggal dunia, dan beliau belum pernah kenyang dari roti syair yang kasar keras itu. (At-Targhib Wat-Tarhib 5:148 dan 151)

Pernah Fathimah binti Rasulullah SAW datang kepada Nabi SAW membawa sepotong roti syair yang kasar untuk dimakannya. Maka ujar beliau kepada Fathimah ra: Inilah makanan pertama yang dimakan ayahmu sejak tiga hari yang lalu! Dalam periwayatan Thabarani ada tambahan ini, yaitu: Maka Rasulullah SAW pun bertanya kepada Fathimah: Apa itu yang engkau bawa, wahai Fathimah?! Fathimah menjawab: Aku membakar roti tadi, dan rasanya tidak termakan roti itu, sehingga aku bawakan untukmu satu potong darinya agar engkau memakannya dulu! (Majma'uz Zawa'id 10:312)

Ibnu Majah dan Baihaqi meriwayatkan pula dari Abu Hurairah ra. katanya: Sekali peristiwa ada orang yang membawa makanan panas kepada Rasulullah SAW maka beliau pun memakannya. Selesai makan, beliau mengucapkan: Alhamdulillah! Inilah makanan panas yang pertama memasuki perutku sejak beberapa hari yang lalu. (At-Targhib Wat-Tarhib 5:149)

Bukhari meriwayatkan dari Sahel bin Sa'ad ra. dia berkata: Tidak pernah Rasulullah SAW melihat roti yang halus dari sejak beliau dibangkitkan menjadi Utusan Allah hingga beliau meninggal dunia. Ada orang bertanya: Apakah tidak ada pada zaman Nabi SAW ayak yang dapat mengayak tepung? Jawabnya: Rasulullah SAW tidak pernah melihat ayak tepung dari sejak beliau diutus menjadi Rasul sehingga beliau wafat. Tanya orang itu lagi: Jadi, bagaimana kamu memakan roti syair yang tidak diayak terlebih dahulu? Jawabnya: Mula-mula kami menumbuk gandum itu, kemudian kami meniupnya sehingga keluar kulit-kulitnya, dan yang mana tinggal itulah yang kami campurkan dengan air, lalu kami mengulinya. (At-Targhib Wat-Tarhib 5:153)

Tarmidzi memberitakan daiipada Abu Talhah ra. katanya: Sekali peristiwa kami datang mengadukan kelaparan kepada Rasulullah SAW lalu kami mengangkat kain kami, di mana padanya terikat batu demi batu pada perut kami. Maka Rasulullah SAW pun mengangkat kainnya, lalu kami lihat pada perutnya terikat dua batu demi dua batu. (At-Targhib Wat-Tarhib 5:156)

Ibnu Abid Dunia memberitakan dari Ibnu Bujair ra. dan dia ini dari para sahabat Nabi SAW Ibnu Bujair berkata: Pernah Nabi SAW merasa terlalu lapar pada suatu hari, lalu beliau mengambil batu dan diikatkannya pada perutnya. Kemudian beliau bersabda: Betapa banyak orang yang memilih makanan yang halus-halus di dunia ini kelak dia akan menjadi lapar dan telanjang di hari kiamat! Dan betapa banyak lagi orang yang memuliakan dirinya di sini, kelak dia akan dihinakan di akhirat. Dan betapa banyak orang yang menghinakan dirinya di sini, kelak dia akan dimuliakan di akhirat.'

Bukhari dan Ibnu Abid Dunia meriwayatkan dari Aisyah ra. dia berkata: Bala yang pertama-tama sekali berlaku kepada ummat ini sesudah kepergian Nabi SAW ialah kekenyangan perut! Sebab apabila sesuatu kaum kenyang perutnya, gemuk badannya, lalu akan lemahlah hatinya dan akan merajalelalah syahwatnya!
(At-Targhib Wat-Tarhib 3:420).


Foto ini utk mengajak kita berfikir sejenak akan keadaan kita sekarang.. Semoga Allah bg taufik dan hidayah utk kita usaha lagi dan lagi atas iman dan amal kita..Amin

p/s : Makanan kami semasa di Padang, Indonesia..



Monday, October 11, 2010

Janggut oh janggut..

Fadhilat Janggut - di petik dari blogger mutakalim umat

Salam sejahtera kepada semua..

Ramai yang bertelingkah dan berbeza pendapat mengenai janggut. Ada yang mengatakan ianya sunat sahaja, ada juga yang mengatakan ianya adalah adab orang arab semata-mata. Sebenarnya janggut adalah satu sunnah Baginda s.a.w yang besar. Ianya bukan sekadar sunat, tetapi ianya adalah satu sunnah kepada setiap Nabi2 yang terdahulu. Banyak kitab2 hadith menerangkan mengenai janggut dan kepentingannya. Antaranya juga ada disebut di dalam kitab Syamail Tirmidhi.

Maka di sini aku kepilkan beberapa maklumat untuk mengukuhkan penyataan mengenai kepantingan janggut. Petikan dibawah adalah titipan daripada bicaramuslim.com.

Hadith-Hadith Yang Mewajibkan Memelihara Janggut Atau Jambang

Antara hadith-hadith sahih dari Nabi s.a.w yang menunjukkan wajibnya memelihara janggut dan jambang kemudian mewajibkan orang-orang lelaki beriman supaya memotong atau menipiskan misai mereka serta pengharaman dari mencukur atau memotong janggut mereka ialah:

1. "Abdullah bin Umar berkata telah bersabda Rasulullah s.a.w :"Janganlah kamu menyerupai orang-orang Musyrikin, peliharalah janggut kamu dan tipiskanlah misai (kumis) kamu." (H/R al Bukhari, Muslim dan al Baihaqi)2. Dari Abi Imamah bahawa telah bersabda Rasulullah s.a.w : "Potonglah misai kamu dan peliharalah janggut kamu, tinggalkan (jangan meniru) Ahl al-Kitab." (Hadith sahih, H/R Ahmad dan at Tabrani)3. Dari Aisyah R.ha berkata bahawa telah bersabda Rasulullah s.a.w :"Sepuluh perkara dari fitrah (dari sunnah nabi-nabi) di antaranya ialah mencukur misai dan memelihara janggut." (H/R Ahmad, Muslim, Abu Daud, at Turmizi, an Nasaii dan Ibn Majah) Bagi individu yang menjiwai hadith di atas pasti mampu memahami bahawa Nabi Muhammad s.a.w melarang setiap mukmin dari meniru atau menyerupai suluk (tatacara) orang-orang kafir sama ada dari golongan Yahudi, Nasrani, Majusi atau munafik.

Antara penyerupaan yang dilarang oleh baginda ialah berupa pengharaman ke atas setiap orang lelaki yang beriman dari mencukur janggut dan jambang mereka. Kemudian baginda melarang pula dari memelihara misai (kumis) kerana dengan memelihara misai kemudian mencukur janggut telah menyerupai perbuatan semua golongan orang-orang kafir.

Antara motif utama dari larangan baginda itu ialah agar orang-orang yang beriman dapat mengekalkan sunnah supaya tidak mudah pupus di samping mengharamkan setiap orang yang beriman dari meniru tata-etika, amalan dan tata-cara orang-orang kafir atau jahiliah.

Larangan yang berupa penegasan dari syara ini telah dijelaskan oleh Nabi Muhammad s.a.w melalui hadith-hadith baginda. Terlalu sukar untuk ditolak atau dinafikan tentang pengharaman mencukur janggut ini kerana terlalu banyak hadith-hadith sahih yang telah membuktikannya dengan terang tentang pengharaman tersebut.

Memang tidak dapat diragukan, antara penyerupaan yang diharamkan oleh Nabi Muhammad s.a.w ialah meniru perbuatan orang-orang kafir yang kebanyakan dari mereka lebih gemar mencukur janggut dan jambang mereka kemudian membiarkan (memelihara) misai mereka sebagai hiasan. Ketegasan larangan mencukur janggut yang membawa kepada penyerupaan masih dapat difahami melalui hadith-hadith baginda yang seterusnya sebagaimana di bawah ini:

1. Dari Ibn Umar ra berkata bahawa, telah bersabda Rasulullah s.a.w :"Sesiapa yang menyerupai satu satu kaum, maka ia telah menjadi golongan mereka." (H/R Ahmad, Abu Daud dan at Tabrani)

2. Dari Abi Hurairah ra bahawa telah bersabda Rasulullah s.a.w :"Bahawasanya ahli syirik memelihara misainya dan memotong janggutnya, maka janganlah meniru mereka, peliharalah janggut kamu dan potonglah misai kamu." (H/R al Bazzar)

3. Bersabda Rasulullah s.a.w : "Janganlah kamu meniru (menyerupai) orang-orang Majusi (penyembah berhala) kerana mereka itu memotong (mencukur) janggut mereka dan memanjangkan (memelihara) misai mereka." (H/R Muslim)

4. "Tipiskanlah misai kamu dan peliharalah janggut kamu. Di riwayat yang lain pula : Potonglah misai kamu dan peliharalah janggut kamu."(H/R al Bukhari)

5. Dari Abi Hurairah berkata telah bersabda Rasulullah s.a.w : "Di antara fitrah dalam Islam ialah memotong misai dan memelihara janggut, bahawasanya orang-orang Majusi memelihara misai mereka dan memotong janggut mereka, maka janganlah kamu menyerupai mereka, hendaklah kamu potong misai kamu dan peliharalah janggut kamu." (H/R Ibn Habban)

5. Dari Abdullah bin Umar berkata bahawa pernah disebut kepada Rasulullah s.a.w seorang Majusi maka beliau bersabda : "Mereka (orang-orang Majusi) memelihara misai mereka dan mencukur janggut mereka, maka (janganlah menyerupai cara mereka) tinggalkan cara mereka."(H/R al Baihaqi)

6. Dari Ibn Umar ra berkata "kami diperintah supaya memelihara janggut"(H/R Muslim)

7. Dari Abi Hurairah bahawa tlah bersabda Rasulullah s.a.w : "Cukurlah misai kamu dan peliharalah janggut kamu". (H/R Muslim)

8. Dari Abi Hurairah berkata bahawa telah bersabda Rasulullah s.a.w :"Peliharalah janggut kamu dan cukurlah misai kamu, janganlah kamu meniru (menyerupai) Yahudi dan Nasrani". (H/R Ahmad)

9. Dari Ibn Abbas berkata : "Bersabda Rasulullah s.a.w : Janganlah kamu meniru (menyerupai) 'Ajam (orang asing dan ), maka peliharalah janggut kamu". (H/R al Bazzar)

Jumhur ulama (ulama tafsir, hadith dan fiqah) menegaskan bahawa suruhan yang terdapat pada hadith-hadith (tentang janggut) adalah menunjukkan suruhan yang wajib bukan sunnah kerana ia menggunakan lafaz atau kalimah: ‘ "nada (gaya) suruhan" yang tegas, jelas (dan diulang-ulang)."

Sunnah Nabi Saw ada 3 jenis..Surah, Sirah, Sarirah or Perbuatan, Percakapan dan Fikir Nabi..Cemana Nabi risau dgn ummat, kita pon kna jgk fikir risau dgn ummat..Nabi saw selalu cakap2 pasal kebesaran Allah, kita pon kna jgk ckp tentang hal yg sama..Nabi saw makan dgn tangan kanan, kita pon mesti makan dgn tangan kanan..sbb apa mesti? sebab dalam Sunnah ada kejayaan.. Cara hidup yg bawa manusia berjaya dunia akhirat.. . Marilah sama2 kita amal sunnah Nabi saw dlm kehidupan.. :D


Ulama bgtau,

Pengertian Sunnah yg kurang tepat : Buat dapat pahala, tak buat takpe..

Pengertian Sunnah yg lebih tepat : Buat untung, tak buat rugi..


Dari Anas bin Malik ra. katanya, Rasulullah SAW telah berkata kepadaku: 'Hai anakku! Jika engkau mampu tidak menyimpan dendam kepada orang lain sejak dari pagi sampai ke petangmu, hendaklah engkau kekalkan kelakuan itu! Kemudian beliau menyambung pula: Hai anakku! Itulah perjalananku (sunnahku), dan barangsiapa yang menyukai sunnahku, maka dia telah menyukaiku, dan barangsiapa yang menyukaiku, dia akan berada denganku di dalam syurga! ' (Riwayat Tarmidzi)

Dari Ibnu Abbas ra. bahwa Nabi SAW yang berkata: "Barangsiapa yang berpegang dengan sunnahku, ketika merata kerusakan pada ummatku, maka baginya pahala seratus orang yang mati syahid". (Riwayat Baihaqi) Dalam riwayat Thabarani dari Abu Hurairah ra. ada sedikit perbedaan, yaitu katanya: Baginya pahala orang yang mati syahid. (At-Targhib Wat-Tarhib 1: 44)


Moga dpt amik iktibar dan sampaikan.. InsyaAllah

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...